Jakarta – Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro menegaskan, alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) digaji oleh negara untuk bekerja dan mengabdi kepada rakyat. Karena itu, mereka harus siap mengabdi untuk kepentingan rakyat. Apalagi, saat ini pola relasi antara rakyat dengan pemerintah menempatkan posisi rakyat berada di atas.
Suhajar menuturkan, saat ini rakyat sudah semakin sadar akan haknya. Karena itu, mereka menginginkan posisinya berada di atas, dengan menempatkan pemerintah dan aparaturnya sebagai pelayan rakyat. “Sesungguhnya itulah makna dari pamong praja,” terang Suhajar saat memberi arahan pada alumni IPDN angkatan XXVII yang ditempatkan di lingkungan Kemendagri, di Gedung C Sasana Bhakti Praja Kantor Kemendagri, Selasa (2/11/2021).
Memang para alumni yang ditempatkan di lingkungan Kemendagri tidak selalu berhadapan langsung dengan masyarakat. Namun pada bagian tertentu, Kemendagri berperan sebagai operational management yang melayani rakyat secara langsung. Tentunya, ini berbeda dengan mereka yang ditugaskan di pemerintah daerah yang sering berhadapan langsung dengan rakyat.
Selain itu, lanjut Suhajar, alumni IPDN yang ditempatkan di Kemendagri juga mesti berpikir siapa yang harus dilayaninya. Dia mengambil contoh alumni yang ditempatkan di Direktorat Jenderal (Ditjen) Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri yang mengurusi produk hukum daerah. Sesuai lingkup tugasnya, maka mereka harus dapat memudahkan aparatur pemerintah daerah yang hendak mengurus izin tanda tangan terkait peraturan daerah.
“Itu tugas kita, karena kita melayani kabag-kabag (kepala bagian) hukum, karo-karo (kepala biro) hukum, karena sesungguhnya pada bagian-bagian tertentu kitalah handling management, melayani sesama aparatur,” tutur Suhajar.
Di lain sisi, Suhajar juga berpesan agar alumni IPDN yang bertugas di lingkungan Kemendagri dapat bekerja keras untuk melahirkan prestasi. Sebab, kata dia, hanya orang yang mau dan mampu bekerja keras yang akan melahirkan prestasi. Tak hanya itu, para alumni juga harus berperilaku baik untuk melahirkan simpati sehingga bisa berkolaborasi di lingkungan kerja.
Selain itu, para alumni juga harus belajar dari pimpinan di tempat kerja masing-masing. Pembelajaran itu dapat dilakukan dengan meniru kelebihan pimpinan, dan tak mencontoh kekurangannya. Dengan demikian, nantinya para alumni dapat menjadi lebih baik.
“Inilah kira-kira bekal untuk anak-anak mulai bekerja, sambil berjalan kita akan semakin melengkapi, aturan-aturannya dasar hukumnya dibaca dan dipahami,” pungkas Suhajar.